JUAL TANDON MURAH SIDOARJO



Jual tandon murah 7500 liter
Rp  4.500.000, 00 nett
Alamat Perumahan Milenium Green Puspa Asri Blok A3/15, desa Kali Pecabean, kecamatan Candi,  Sidoarjo.
Phone (sms/telp) 0812-5916-7684 (Dewi),  0813-7088-8894 (Desly).

TUGAS 3 NGN

1. Gambar konfigurasi jaringan yang menggambarkan implementasi arsitektur Softswitch, yang mengakomodasi jaringan PSTN eksisting baik koneksi melalui sentral maupun langsung ke telepon analog atau dengan xDSL, beserta protokol yang digunakan antara dua elemen





fungsi tiap elemen jaringan

i. Media Gateway (MG)

MG berfungsi sebagai antarmuka dua jaringan yang berbeda protokol, seperti antara jaringan PSTN dengan jaringan IP dan sebaliknya.

ii. Media Gateway Controller (MGC)

MGC berfungsi sebagai pemroses call untuk mengendalikan registrasi dan manajemen resource pada MG dan sebagai originating dan terminating point bagi protokol aplikasi Circuit Switched Network.

iii. Call Agent (CA)

CA berfungsi utama dari MGC yaitu membangun dan memutuskan panggilan dan untuk menjaga keadaan panggilan tersebut.

iv. Media Server (MS)

MS berfungsi mendukung aplikasi seperti messaging, audio-video conferencing, announcement, music-on-hold,dsb.

v. Application Programming Interfaces (API)

API atau Application Server berfungsi memungkinkan operator atau pihak pengembang layanan dapat mengembangkan sendiri fitur-fitur yang akan diberikan kepada pelanggan.

vi. Signaling Gateway (SG)

SG berfungsi mengenkapsulasi dan transport protokol pensinyalan PSTN (contoh : SS7) menggunakan SIGTRAN untuk MGC-F atau SG-F lainnya.

vii. Access Gateway (AG)

AG berfungsi media bagi softswitch kelas 5 untuk menghubungkan softswitch dengan terminal pelanggan (CPE).

viii. Trunking Gateway (TG)

TG berfungsi media bagi softswitch kelas 4, yaitu merutekan trafik dari jaringan PSTN / PLMN (jaringan mobile).


2. a. Gambar Arsitektur NGN, beserta fungsi-fungsi didalamnya

i. Fungsi Lapisan Transport (Transport Stratum Function)

Fungsi transport, terdiri dari fungsi jaringan akses, fungsi tepi (edge), fungsi transport inti, fungsi gateway, fungsi media handling.

Fungsi control transport, terdiri dari Resource and admission control function (RACF), Network attachment control function, Transport user profile function.

ii. Fungsi lapisan service (Service Stratum Function)

Terdiri dari Service control function, Application / service support function, Service user profile function.

iii. Fungsi end-user

Berfungsi sebagai End-user equipment bisa fixed/mobile, kategori berbeda dari end-user equipment mensupport NGN, dari single-line legacy telephones ke complex corporate networks.

iv. Fungsi management

Berfungsi Me-manage NGN yang bertujuan untuk menyediakan layanan NGN dengan kualitas, security dan reliability yang diharapkan, Menggunakan NGN service dan transport strata, dimana tiap strata mencakup manajemen kesalahan, manajemen kofigurasi, manajemen akunting, termasuk fungsi billing dan charging, manajemen performansi dan manajemen keamanan.


b. Gambar Arsitektur Fungsional Plane, beserta fungsi-fungsi didalamnya

Functional plane menggambarkan secara garis besar perbedaan diantara functional entitas dalam sebuah Voice over IP (VoIP) network. Ada 4 functional plane yang menggambarkan fungsi sebuah end to end VoIP network, yaitu: transport, call control dan signaling, service dan application, dan management.


c. Gambar Arsitektur Fungsional entity, beserta fungsi-fungsi didalamnya


Transport plane bertanggung jawab dalam pengangkutan pesan yang berada diseberang VoIP network. Pesan ini ditujukan untuk call signaling, call dan media setup. Yang mendasari mekanisme transport untuk pesan ini adalah beberapa teknologi yang memenuhi syarat untuk tipe trafik.

Transport plane juga menyediakan akses untuk signaling dan media dengan jaringan luar, atau terminal untuk VoIP network. Seringkali perangkat dan fungsi transport plane mengontrol fungsi didalam call control dan signaling plane.

Transport plane dibagi menjadi 3 domain,yaitu: IP Transport domain, Interworking Domain dan Non-IP Access Domain.


3. Penjelassan mekanisme flow chart untuk class 4 dan class 5 untuk PSTN over IP

Scenario I

Analog phone-to-Analog Phone (PSTN-to-PSTN) over IP, using Class 4 Softswitcth


Scenario II Analog phone-to-Analog phone (PSTN-to-PSTN) over IP using Class 5 Softswitcth

Protokol yang digunakan pada Scenario I dan Scenario II



4. Protocol stack pada SS7 adalah berikut ini,
TUP, ISUP, INAP, MAP/IS41, OMAP, SCCP, MTP 3, MTP 2, MTP1
Protocol stack pada Megaco adalah berikut ini,
MG, MGC, IP (TCP/UDP), ATM (AAL5/MTP3B, SAAL)
Protocol stack pada sigtran adalah berikut ini,
M2PA, M2UA, M3UA, SUA, SCTP


5. SCCP = Signaling Connection Control Part
TCAP = Transaction Capability Application Part
INAP = Intelligent Network Application Part
TUP = Telephone User Part
DUP =
MAP = Mobile Application Part
ISUP = ISDN User Part
SCTP = Stream Control Transmission Protocol
SUA = SCCP-User Adaptation Layer
M3UA = MTP Layer 3 User Adaption


6. Gambar komponen-komponen yang terdapat dalam protocol voip SIP

Gambarkan komponen-komponen yang terdapat dalam protocol voip H.323

7. Penjelasan cara kerja Signaling Gateway antara SS7 dengan Sigtran

i. Mengenkapsulasi dan transport protokol pensinyalan PSTN (contoh : SS7) menggunakan SIGTRAN untuk MGC-F atau SG-F lainnya.

ii. Untuk jaringan mobile, mengenkapsulasi dan transport protokol pensinyalan PSTN / PLMN (contoh: SS7) menggunakan SIGTRAN ke MGC-F atau SG-F lainnya.

iii. Satu SG-F dapat melayani bermacam-macam MGC-F.

iv. Dapat digunakan pada protokol yang meliputi: SIGTRAN, SUA, dan M3UA over SCTP.



8. Hal - hal yang perlu direncanakan untuk infrastruktur NGN di Indonesia

i. Pada layer Transprot Backbone menggunakan Core Router/Network, Transmisi Backbone.

ii. Pada layer Transprot Regional menggunakan Metro Ethernet.

iii. Pada layer Access Network menggunakan MSAN/AGW, GEPON/FTTx

2.. ss7 sigtran megaco , dll

Message Transfer Part (MTP)
The Message Transfer Part (MTP) lapisan protokol SS7 menyediakan routing dan kemampuan jaringan yang mendukung SCCP, TCAP, dan ISUP. Message Transfer bagian (MTP) dibagi menjadi tiga tingkatan.
MTP Level 1 (Physical layer) mendefinisikan fisik, listrik, dan fungsional karakteristik dari sinyal digital link. Didefinisikan antarmuka fisik termasuk E-1 (2048 kb / s; 32 64 kb / s channels), DS-1 (1544 kb / s; 24 64 kp / s channels), V.35 (64 kb / s), DS - 0 (64 kb / s), dan DS-0A (56 kb / s).
MTP Level 2 menyediakan aspek keandalan kesalahan MTP termasuk pemantauan dan pemulihan. (MTP-2) adalah sebuah sinyal link yang bersama-sama dengan MTP-3 menyediakan transfer dapat diandalkan pesan isyarat antara dua sinyal terhubung langsung poin. MTP Level 3 menyediakan link, rute, dan aspek-aspek manajemen lalu lintas MTP. MTP 3, dengan demikian menjamin transfer dapat diandalkan pesan isyarat, bahkan dalam kasus kegagalan link dan sinyal sinyal transfer poin. Oleh karena itu protokol meliputi fungsi-fungsi yang sesuai dan prosedur yang diperlukan baik untuk menginformasikan jauh bagian dari jaringan sinyal konsekuensi dari suatu kesalahan, dan tepat mengkonfigurasi ulang routing pesan melalui jaringan sinyal.  Physical Layer (MTP-1) Ini mendefinisikan karakteristik fisik dan listrik dari link sinyal dari jaringan SS7. Signaling link menggunakan DS-0 saluran dan membawa data pensinyalan dengan kecepatan dari 56 kbps atau 64 kbps (56 kbps adalah pelaksanaan yang lebih umum).
 Message Transfer Part-Level 2 (MTP-2) Tingkat 2 bagian dari transfer pesan bagian (MTP Level 2) link-lapisan menyediakan fungsionalitas. Memastikan bahwa kedua titik akhir dari sebuah link signaling dapat diandalkan pertukaran pesan pensinyalan. Ini mencakup kemampuan tersebut sebagai pengecekan error, kontrol aliran, dan urutan memeriksa.
 Message Transfer Part-Level 3 (MTP-3) Tingkat 3 bagian dari transfer pesan bagian (MTP Level 3) memperluas fungsionalitas yang disediakan oleh MTP level 2 untuk menyediakan fungsionalitas lapisan jaringan. Memastikan bahwa pesan-pesan dapat disampaikan antara titik pensinyalan di seluruh jaringan SS7 terlepas dari apakah mereka secara langsung terhubung. Ini mencakup kemampuan sebagai node seperti pengalamatan, routing, alternatif routing, dan kontrol kemacetan.

Signaling Connection Control Part (SCCP) The Signaling Connection Control Part (SCCP) lapisan menyediakan stack SS7 menyediakan connectionless dan connection-oriented layanan jaringan dan global terjemahan judul (GTT) di atas kemampuan MTP Level 3. SCCP digunakan sebagai lapisan transport untuk layanan berbasis TCAP. Menawarkan keduanya Kelas 0 (Basic) dan Kelas 1 (sequencing) layanan connectionless. SCCP juga memberikan Kelas 2 (sambungan berorientasi) jasa, yang biasanya digunakan oleh Aplikasi Sistem Base Station Bagian, Lokasi Layanan Extension (BSSAP-LE). Selain itu, menyediakan SCCP Global Title Translation (GTT) fungsionalitas.
Kontrol koneksi yang menandakan bagian (SCCP) menyediakan dua fungsi utama yang kurang di MTP. Yang pertama adalah kemampuan untuk menangani aplikasi dalam titik pensinyalan. Yang MTP hanya dapat menerima dan menyampaikan pesan dari sebuah node secara keseluruhan; itu tidak berurusan dengan aplikasi perangkat lunak dalam sebuah node.
Sementara pengelolaan jaringan MTP pesan dan panggilan-setup dasar pesan yang ditujukan ke sebuah simpul secara keseluruhan, pesan lain yang digunakan oleh aplikasi terpisah (disebut subsistem) dalam sebuah node. Contoh 800 subsistem pemrosesan panggilan, memanggil-card processing, lanjutan jaringan cerdas (AIN), dan wilayah kustom sinyal lokal jasa (CLASS) jasa (misalnya, ulangi panggilan dan menelepon kembali). The SCCP memungkinkan subsistem ini harus diatasi secara eksplisit.
Fungsi kedua yang disediakan oleh SCCP Global Title terjemahan, kemampuan untuk melakukan routing tambahan menggunakan kemampuan yang disebut terjemahan judul global (GTT). GTT membebaskan poin sinyal yang berasal dari beban harus mengetahui tujuan setiap potensi yang mereka mungkin harus rute pesan. Sebuah switch dapat berasal query, misalnya, dan alamat ke sebuah STP bersama dengan permintaan untuk GTT. STP penerima kemudian dapat memeriksa bagian dari pesan, membuat tekad ke mana pesan harus routed, dan kemudian rute itu.
Misalnya, pengaktifan kartu-query (digunakan untuk memverifikasi bahwa panggilan dapat benar ditagihkan ke kartu panggil) harus diarahkan untuk suatu PKS yang ditunjuk oleh perusahaan yang mengeluarkan kartu panggil. Alih-alih menjaga database nasional di mana pertanyaan tersebut harus disalurkan (berdasarkan panggilan-nomor kartu), switch menghasilkan permintaan yang ditujukan kepada mereka STPs lokal, yang, dengan menggunakan GTT, pilih tujuan yang benar di mana pesan harus diarahkan. Perhatikan bahwa tidak ada sihir di sini; STPs harus mempertahankan database yang memungkinkan mereka untuk menentukan di mana sebuah query harus diarahkan. GTT efektif centralizes masalah dan menempatkannya dalam sebuah simpul (STP) yang telah dirancang untuk melakukan fungsi ini.
Dalam melaksanakan GTT, sebuah STP tidak perlu tahu persis tujuan akhir dari sebuah pesan. Itu bisa, malah, melakukan intermediate GTT, di mana ia menggunakan dengan tabel untuk menemukan lebih lanjut STP lain sepanjang rute ke tujuan. Yang STP, pada gilirannya, dapat melakukan GTT terakhir, routing pesan ke tujuan yang sebenarnya.

Transaction Capability Application Part (TCAP) Transaction Capability Application Part (TCAP) mendefinisikan pesan dan protokol yang digunakan untuk berkomunikasi antara aplikasi (digunakan sebagai subsistem) di node. Hal ini digunakan untuk layanan database seperti kartu panggil, 800, dan AIN serta beralih-ke-switch layanan termasuk mengulang panggilan dan menelepon kembali. Karena pesan TCAP harus disampaikan ke setiap aplikasi dalam bening alamat mereka, mereka menggunakan SCCP untuk transportasi.
TCAP memungkinkan penggelaran layanan jaringan cerdas maju dengan mendukung rangkaian non-informasi yang berhubungan dengan pertukaran antara titik sinyal SCCP menggunakan layanan connectionless. TCAP pesan yang terkandung dalam SCCP bagian dari sebuah MSU. Sebuah pesan TCAP transaksi terdiri dari bagian dan komponen porsi.
TCAP mendukung pertukaran sirkuit non-data terkait antara aplikasi di seluruh jaringan SS7 menggunakan layanan connectionless SCCP. Pertanyaan dan tanggapan yang dikirim antara SSpS dan SCPS TCAP dibawa dalam pesan. Sebagai contoh, sebuah SSP TCAP mengirim permintaan untuk menentukan nomor routing yang terkait dengan memutar nomor 800/888 dan untuk untuk memeriksa nomor identifikasi pribadi (PIN) dari pengguna kartu panggil. Dalam jaringan mobile (IS-41 dan GSM), TCAP membawa Mobile Application Part (MAP) pesan yang dikirim antara ponsel switch dan database untuk mendukung otentikasi pengguna, peralatan identifikasi, dan roaming.

ISDN User Part (ISUP) ISUP (ISDN User Part) mendefinisikan pesan dan protokol yang digunakan dalam pembentukan dan meruntuhkan suara dan data panggilan melalui jaringan telepon diaktifkan publik (PSTN), dan untuk mengelola jaringan bagasi di mana mereka bergantung. Walaupun namanya, ISUP digunakan baik untuk ISDN dan non-ISDN panggilan. Dalam versi Amerika Utara SS7, ISUP pesan mengandalkan hanya pada MTP untuk mengangkut pesan antara node yang bersangkutan.
ISUP mengendalikan sirkuit baik digunakan untuk membawa suara atau lalu lintas data. Selain itu, keadaan sirkuit dapat diverifikasi dan dikelola dengan menggunakan ISUP. Pengelolaan infrastruktur sirkuit dapat terjadi baik di tingkat sirkuit individu dan kelompok yang terdiri dari rangkaian.
Layanan yang dapat didefinisikan dengan menggunakan ISUP meliputi: Switching, Voice mail, Internet offload. ISUP sangat ideal untuk aplikasi seperti switching dan voice mail di mana panggilan akan dialihkan antara endpoint.
Ketika digunakan bersamaan dengan TCAP dan SIGTRAN, ISUP menjadi enabler untuk Internet offload solusi di mana sesi internet durasi yang relatif panjang dapat diisolasi dari percakapan telepon relatif singkat.
Aliran panggilan sederhana menggunakan pensinyalan ISUP adalah sebagai berikut: Call set up: Bila ada panggilan ditempatkan ke out-of-switch nomor, yang berasal SSP mengirimkan alamat awal sebuah ISUP message (IAM) untuk memesan sebuah koper idle rangkaian dari switch yang berasal beralih ke tujuan. Beralih tujuan cincin yang disebut garis partai jika baris tersedia dan mengirimkan sebuah pesan lengkap alamat ISUP (ACM) ke berasal beralih ke remote menunjukkan bahwa akhir dari rangkaian batang telah dilindungi undang-undang. STP ACM rute ke switch yang berasal cincin panggilan garis partai dan menghubungkannya ke bagasi untuk menyelesaikan rangkaian suara panggilan dari pihak ke pihak yang disebut.
Sambungan panggilan: Ketika partai yang disebut mengangkat telepon, beralih tujuan berakhir nada dering dan mengirimkan sebuah pesan jawaban ISUP (ANM) ke switch yang berasal dari rumahnya STP. STP rute yang ANM ke switch yang berasal memverifikasi bahwa garis partai menelepon terhubung ke reserved bagasi dan, jika demikian, memulai penagihan.
Mengakhiri Panggilan: Jika partai menelepon hang-up pertama, switch yang berasal rilis mengirimkan pesan ISUP (REL) untuk melepaskan bagasi sirkuit antara switch. STP rute yang REL beralih ke tujuan. Jika partai yang disebut pertama menutup telepon, atau jika anda hubungi sedang sibuk, switch tujuan mengirimkan REL berasal beralih ke rilis yang menunjukkan penyebab (misalnya, rilis normal atau sibuk). Setelah menerima REL, beralih tujuan terputus dari batang pohon yang disebut garis partai, menetapkan negara bagasi siaga, dan mengirimkan sebuah pesan lengkap rilis ISUP (RLC) ke yang berasal mengakui beralih ke rilis akhir remote bagasi sirkuit . Ketika switch yang berasal menerima (atau menghasilkan) yang RLC, itu mengakhiri siklus penagihan dan menetapkan negara bagasi idle dalam persiapan untuk panggilan berikutnya.

Intelligent Network Application Part (Inap) Intelligent Network Application Part (Inap) adalah protokol signaling yang digunakan dalam Jaringan Intelligent. Dikembangkan oleh International Telecommunications Union (ITU), yang diakui sebagai standar global. Dalam International Telecommunications Union, total fungsi IN telah ditetapkan dan diimplementasikan di segmen dicerna kemampuan disebut set. Versi pertama yang akan dirilis adalah Kemampuan Set 1 (CS-1). Saat ini CS-2 didefinisikan dan tersedia. The CAMEL Application Part (CAP) adalah turunan dari Inap dan memungkinkan penggunaan mobile Inap di jaringan GSM.
Inap adalah protokol pensinyalan antara titik perpindahan layanan (SSP), jaringan sumber daya media (intelligent peripheral), dan jaringan yang terpusat database layanan disebut titik kontrol (SCP). The SCP terdiri dari operator jaringan atau layanan yang diturunkan dari pihak ke-3 program logika dan data.
 Service Switching Point (SSP) adalah sebuah entitas fisik dalam Intelligent Network yang menyediakan fungsionalitas switching. SSP titik berlangganan untuk pengguna jasa, dan bertanggung jawab untuk mendeteksi kondisi khusus selama pemrosesan panggilan yang menyebabkan permintaan untuk instruksi yang akan dikeluarkan ke SCP.
The SSP berisi Deteksi Kemampuan untuk mendeteksi permintaan layanan IN. Juga mengandung kemampuan untuk berkomunikasi dengan entitas fisik lainnya yang mengandung SCF, seperti PKS, dan untuk menanggapi instruksi dari entitas fisik lainnya. Fungsional, sebuah SSP berisi Call Control Fungsi, Switching Layanan Fungsi, dan, jika SSP adalah pertukaran lokal, sebuah Call Control Agent Function. Ini juga mungkin opsional berisi Layanan Control Fungsi, dan / atau Specialized Resource Fungsi, dan / atau Service Data Function.
 Service Control Point (SCP) mengautentikasi memvalidasi dan informasi dari pengguna jasa, pemrosesan permintaan dari SSP dan melakukan response. SCP menyimpan layanan instruksi provider dan data yang secara langsung dilakukan pengolahan dan menyediakan call control. Pada poin yang telah ditetapkan selama pemrosesan panggilan masuk atau panggilan keluar, switch menunda apa yang dilakukannya, paket cadangan informasi itu telah mengenai pemrosesan panggilan, dan query SCP untuk instruksi lebih lanjut. SCP mengeksekusi pengguna terdefiniskan oleh program yang akan menganalisa status komunikasi pada saat itu dan informasi yang diterima dari switch. Program-program yang dapat memodifikasi atau membuat panggilan data yang dikirim kembali ke switch. Switch kemudian menganalisis informasi yang diterima dari PKS dan mengikuti instruksi yang disediakan untuk proses lebih lanjut panggilan.
 Intelligent Peripheral (IP) memberikan sumber daya seperti suara concatenated disesuaikan dan pengumuman, pengenalan suara, dan Dual Tone Multi-Frekuensi (DTMF) koleksi angka, dan mengandung matriks switching untuk menghubungkan pengguna ke sumber daya tersebut. IP mendukung informasi fleksibel interaksi antara pengguna dan jaringan. Fungsional, IP berisi Resource Fungsi Khusus. IP dapat langsung terhubung ke salah satu atau lebih SSpS, dan / atau dapat menyambung ke jaringan sinyal.
 Service Management Point (SMP) melakukan kontrol pengelolaan layanan, penyediaan layanan kontrol, dan kontrol penyebaran layanan. Contoh fungsi yang dapat melakukan administrasi database, pengawasan dan pengujian jaringan, manajemen lalu lintas jaringan, dan jaringan pengumpulan data. Fungsional, SMP berisi Service Management Fungsi dan, secara opsional, Manajemen Layanan Akses Layanan Fungsi dan Penciptaan Lingkungan Fungsi. SMP dapat mengakses semua Entitas fisik lainnya.

Standar IN menyajikan sebuah model konseptual dari Intelligent Network dimana model dan abstraksi fungsi IN dibagi atas empat bidang :
a) Layanan Plane (SP): bidang ini adalah kepentingan dasar pengguna dan penyedia layanan. Ini menggambarkan layanan layanan dan fitur dari perspektif pengguna, dan tidak peduli dengan bagaimana layanan tersebut dilaksanakan dalam jaringan.
b) Global Functional Plane (GFP): The GFP adalah kepentingan primer ke layanan perancang. Unit ini menjelaskan fungsi, layanan yang dikenal sebagai blok bangunan independen (saudara kandung) dan tidak peduli dengan bagaimana fungsi didistribusikan dalam jaringan. Layanan dan fitur layanan dapat direalisasikan dalam pesawat dengan menggabungkan layanan saudara kandung dalam GFP.
c) The Distributed Functional Plane (DFP): ini adalah bidang minat utama penyedia jaringan dan perancang. Ini mendefinisikan arsitektur fungsional dari sebuah jaringan terstruktur IN-dalam hal fungsionalitas jaringan, yang dikenal sebagai entitas fungsional (Fes). Saudara kandung dalam GFP adalah menyadari dalam DFP dengan serangkaian tindakan entitas fungsional (FEAs) dan arus informasi yang dihasilkan mereka.
d) Fisik Plane (PP): Real pandangan network.The fisik PP adalah kepentingan utama penyedia peralatan. Ini menggambarkan arsitektur fisik untuk IN-jaringan terstruktur dalam bentuk entitas fisik (PES) dan hubungan di antara mereka. Entitas fungsional dari DFP ini direalisasikan oleh entitas fisik di fisik.
Layanan yang dapat didefinisikan dengan Inap meliputi: 1. Single layanan nomor: satu nomor mencapai nomor lokal yang terkait dengan layanan 2. Layanan akses Pribadi: menyediakan manajemen pengguna akhir panggilan masuk 3. Layanan Pemulihan bencana: mendefinisikan tujuan panggilan cadangan jika terjadi bencana 4. Jangan ganggu layanan: panggilan ke depan 5. Virtual private network digit pendek ekstensi layanan panggilan

zZzzzZz

Layanan pada softswitch class 4 antara lain yaitu :
1. Time Dependent Routing
Softswitch harus mampu melakukan pemilihan jalur routing berdasarkan
waktu dalam hari dan hari dalam minggu.
2. Routing for operator
Softswitch harus mampu melakukan pemilihan jalur routing berdasarkan
operator trafik tersebut berasal.
3. Routing for services
Softswitch harus mampu melakukan pemilihan jalur routing berdasarkan jenis
layanan tertentu dari trafik yang masuk. Misalnya pemilihan routing tertentu
untuk layanan emergency, AIN, dll.
4. Routing for network
Softswitch harus mampu melakukan pemilihan jalur routing berdasarkan jenis
jaringan. Misalnya routing tertentu untuk trafik yang berasal dari jaringan
selular, PSTN, VoIP, VPN, dll.
5. Trunk group bundling
Softswitch harus mampu melakukan pengelompokan trunk (trunk group) dan
masing-masing dapat dikontrol dan dikelola secara tersendiri atau
independen terhadap yang lain.
6. SwitchID / Trunk Group Routing
Softswitch harus mampu melakukan pemilihan ruting berdasarkan kelompok
switch atau trunk dari mana trafik tersebut berasal.
7. Class of service restriction
Softswitch harus mampu memberikan prioritas pengiriman berdasarkan kelas
layanan yang dimilikinya. Dalam keadaan trafik padat, trafik yang memiliki kelas layanan rendah akan dikenakan penundaan, sementara trafik yang
memiliki kelas layanan tinggi akan didahulukan.
8. CIC (Carrier Identification Code) Routing
Softswitch harus mampu melakukan pemilihan kanal percakapan dengan
pola tertentu sesuai dengan pola pemilihan yang dilakukan oleh pihak lawan
sehingga tidak terjadi tabrakan pendudukan kanal sirkit.
9. Screening (country code and operator)
Softswitch harus mampu melakukan screening terhadap panggilan yang
datang dari operator lain dan atau dari luar negeri berdasarkan kode operator
dan kode negara
10. Blocking
Softswitch harus dapat melakukan blocking berdasarkan destination,
geographic/area code, country code, call type : international, operator,
destination address
11. Automatic Re-routing
Softswitch harus mampu melakukan re-routing terhadap trunk group tertentu
secara otomatis.
12. Overflow Routing
Softswitch harus mampu melakukan pengaturan/routing terhadap kelebihan
trafik.

Layanan pada softswitch class 5 antara lain yaitu :
1. Abbreviated Dialing
Adalah fitur untuk mempersingkat proses dialling dengan nomor singkatan
yang terdiri dari satu atau dua digit. Softswitch harus mampu untuk
mendeteksi penggunaan fitur ini oleh pelanggan dengan melakukan
pemetaan nomor singkatan ke nomor yang sebenarnya dan kemudian melakukan proses panggilan seperti bila pelanggan melakukan panggilan
langsung tanpa nomor singkatan.
2. Call Forwarding (Unconditional, On Busy, No Answer, Call Waiting)
Adalah fitur yang memungkinkan pelanggan untuk mengalihkan panggilan
yang datang ke nomor lain yang telah ditentukan pada saat fitur ini diaktifkan.
Pengalihan ini ditentukan oleh kondisi nomor tujuan apakah unconditional, on
Busy, No Answer atau pada saat ada call waiting. Aktivasi dapat dilakukan
oleh pelanggan atau oleh operator.
3. Call Waiting
Fitur yang memungkinkan pelanggan menerima panggilan lain pada saat
telepon sedang digunakan. sistem softswitch harus mampu mengirimkan tone
interupsi bila pelanggan tersebut dalam keadaan busy, selanjutnya sentral
akan menunggu aksi dari pelanggan tersebut apakah pelanggan tersebut
menerima panggilan dengan menekan tombol flash.
4. Cancel Call Waiting
Adalah fitur pelengkap Call Waiting, dimana selain dapat menerima call
waiting, pelanggan juga dapat menolak Call Waiting yang datang.
5. Calling Line Identification Presentation (CLIP)
Adalah fitur yang memungkinkan pelanggan mengetahui identitas pemanggil.
sistem Softswitch harus dilengkapi dengan perangkat pembangkit FSK
(Frequency Shift Keying) untuk mengirimkan CLI.
6. CLIP on Call Waiting
Adalah fitur yang memungkinkan terminal pelanggan dapat menampilkan
nomor pemanggil saat ada call waiting.
7. Conference Call
Fitur yang memungkinkan pelanggan dapat melakukan konferensi telepon, i
call terminating atau call originating. Sistem softswitch harus mempunyai
kemampuan untuk menangani panggilan konferensi ini untuk tiga pelanggan
atau lebih.

Pada softswitch terdapat layanan tambahan antara lain yaitu :
1. Voice VPN
Layanan yang menyediakan voice VPN bagi pelanggan untuk menyalurkan
trafik voice internal pelanggan yang tersebar di beberapa tempat menjadi
satu jaringan.
2. Centrex (Virtual PBX)
Adalah fitur yang memungkinkan beberapa pelanggan membentuk grup
pelanggan, sebagaimana dalam sistem PBX, tanpa dibatasi oleh suatu lokasi.
Sistem softswitch harus menyediakan berbagai macam fasilitas layanan,
seperti extension dial, pembedaan pembebanan antar anggota, call transfer
by extension, Direct Inward Dialling (DID), Direct Outward Dialling (DOD), dll.
3. Prepaid Services (Panggilan Pra-Bayar)
Layanan yang menyediakan sarana bagi pelanggan untuk melakukan
panggilan dengan menggunakan kartu pra-bayar (prepaid card). Layanan
pra-bayar ini dapat digunakan untuk panggilan lokal, jarak jauh, bahkan jarak
jauh sesuai dengan jenis kartu yang disediakan dan dimungkinkan untuk
memenuhi panggilan konferensi.
4. Web Base Services
Layanan berbasis web yang dapat digunakan untuk aplikasi-aplikasi tertentu
yang ditetapkan oleh TELKOM, misalnya click to dial, web call center,
corporate directory, collect call, hotline, web conference, dll.
5. Unified Messaging Service (UMS)
Layanan yang memungkinkan pelanggan dapat mengirim dan menerima
pesan dari pelanggan lain atau dari pihak penyedia konten. Pesan yang
dikirim/terima dapat berupa text, voice, maupun multimedia dengan berbagai
macam kandungan isinya.
6. Multimedia Conferecing
Layanan yang memungkinkan pelanggan dapat melakukan panggilan
konferensi yang dilengkapi dengan voice, text, maupun video.

Terdapat beberapa komponen utama dalam system yang menggunakan protocol
H.323, :
1. Terminals
2. Multipoint Control Unit (MCU)
3. Gateway (GW)
4. Gatekeeper
1. Terminal
Terminal adalah endpoint yang berhubungan langsung dengan user yang
mengakomodasi fungsi real-time communication, komunikasi dengan perangklat
H.323 lain, GW, atau MCU.
Untuk mendukung fungsi-fungsi tersebut ada komponen-komponen penting yang
seharusnya dimiliki sebuah terminal H.323, :
a. Audio coder/decoder
Merubah sinyal suara analoh kedalam formay digital, untuk kemudian di
transmisikan melalui jaringan paket. Codec yang direferensikan oleh ITU-T
sebagai audio codec antara lain, : G.711, G.722, G.723, G.728, G.729,
dimana masing-masing codec mempunyai algoritma, Data rate dan
spesifikasi teknis masing-masing. Setidaknya dalam system H.323 diperlukan
satu codec, dengan codec lain mungkin diperlukan sebagai opsi tambahan
untuk kasus komunikasi tertentu.
b. Video Codec
Mengambil informasi (data gambar) dari kamera untuk kemudian di konversi
menjadi bentuk yang dapat ditransmisikan. Contoh video codec yang
digunakan antara lain adalha, H.261 dan H.263. Video codec merupakan
komponen yang yidak harus ada, karenaya keberadaanya dalam system
tidak mutlak.
c. User Data Channel
Menyediakan dalam system H.323 untuk mendukung aplikasi-aplikas seperti
File Transfer, Audiographic conference, atau dataase access.
d. Call Signalling
Proses pembentukan hubungan dan pemutusan hubungan antara pihak yang
berkomunikasi disebut signaling. Endpoint H.323 juga harus membangun
koneksi antar endpoint sehingga komunikasi lebih lanjut dapat terjadi, proses
call signaling pada endpoint diatur oleh standar H.225
e. Media Stream Packetization
Suara, data, dan video yang akan ditransmisikan tentu harus di tempatkan
dalam sebuah paket yang mendukung system H.323. H.225 telah
mereferensikan Protokol (RTP/RTCP), untuk menangani masalah tersebut.
Berikut merupakan contoh terminal dalam H.323 yaitu :
• Telephone ( IP Phone)
• Video Phone
• Soft Phone (contoh : Net Meeting, Skype)
2. Multipoint Center Unit (MCU)
MCU bertanggung jawab dalam mengatur konferensi multipoint (Dua atau lebih
endpoints terlibat didalam konferensi). MCU terdiri dari Multipoint Controller (MC)
yang bertugas mengatur Call Signalling, dan juga secara opsional dapat memiliki
Multipoint Processor (MP) yang menangani Switching, media mixing, dan Media
processing.
Beberapa MP dapat melakukan fungsi real-time transcoding, terhadap aliran
audio atau video yang diterima
Setiap terminal yang berpartisipasi dapat memilih sendiri codec yang sesuai
dengan mereka.
3. Gateway
Gambar 2.3 Gateway
Seperti terlihat pada gambar, Gateway berfungsi sebagai endpoints yang
menghubungkan komunikasi antara dua terminal yang menggunakan protocol
stack yang berbeda.
Gateway dapat terdiri dari Media Gateway Controller (MGC) dan Media Gateway
(MG), yang keberadaanya dapat terpisah atau tergabung.
• MGC bertanggung jawab dalam Call Signalling dan semua fungsi yang tak
berkaitan dengan Media
• MG sebaliknya memegang fungsi yang yang berkaitan dengan Media
Stream
4. Gatekeeper (GK)
Dalam system H.323 Gatekeeper berfungsi sebagai “address Translation” dan
“Control Access” untuk masuk atau berhubungan dengan terminal H.323, MG,
atau MCU. Endpoint mendaftarkan diri mereka masing-masing ke Gatekeeper.
Setiap Endpoints yang mendaftarkan diri mereka ke dalam sebuah GK
membentuk sebuah zone H.323
Fungsi Gatekeeper :
a. Address Translation
Endpoints mendaftarkan H.323 aliases dan Call Signalling IP mereka ke
Gatekeeper.
Gatekeeper kemudian menerjemahkan H.323 alliases ke dalam bentuk Call
signalling IP.
b. Control Access
Fungsionalitas Gatekeeper
• Admission and Bandwidth Control
Setiap panggilan dalam zone H.323 mendapat autorisasi dari GK
• Call Control (Call Transfer, Call forwarding busy)

Registration Admission and Status (RAS) :
• Didefinisikan dalam H.225
• RAS messages dikodekan menggunakan ASN.1
• Gatekeeper Discovery
• Gatekeeper Registration
• Admission Control
• Bandwidth Control
• UDP ports 1718 (discovery) / 1719

1. Proxy Server
Proxy Server merupakan host jaringan yang berperan sebagai perantara
yang bertujuan untuk meminta request atas nama client yang lain. Proxy
harus bertindak sebagai server dan client, dia harus mengarahkan SIP
request pada user agent server, dan mengarahkan SIP respons pada user
agent client . Proxy server juga berfungsi untuk melakukan routing,
memastikan request disampaikan pada yang berhak menerima, dan juga membuat kebijakan seperti menyakinkan bahwa pemakai tertentu diijinkan
untuk melakukan panggilan.
2. Redirect Server:
Redirect Server merupakan kesatuan logika yang mengarahkan satu klien
pada perangkat pengganti dari Uniform Resorce indicators (URIs) untuk
menyelesaikan tugas request.
3. Registrar Server
Registrar Server menerima dan memproses pesan pendaftaran yang
mengijinkan lokasi dari suatu endpoint dapat diketahui keberadaannya.
Registrar Server ini kerjanya berhubungan dengan Location Server.
4. Location Server
Location Server menyediakan service untuk database abstrak yang berfungsi
mentranslasikan alamat dengan kata / keterangan yang ada pada domain
jaringan.

Nilai-nilai dari kode satatus yang serupa dengan penggunaan pada HTTP, dibagi
dalam enam kategori yaitu :
1. 1xx
Provisional, request telah diterima dan sedang melanjutkan proses.
2. 2xx
Success, tindakan dengan sukses diterima, dipahami, dan disetujui.
3. 3xx
Redirection, tindakan lebih lanjut diperlukan untuk memproses permintaan
ini.
4. 4xx
Client Error, permintaan berisi sintak yang salah dan tidak bisa dikenali oleh
server sehingga server tidak dapat memprosesnya.
5. 5xx
Server Error, server gagal untuk memproses suatu permintaan yang sah.
6. 6xx
Global Failure, permintaan tidak dapat dipenuhi oleh server manapun.

Protokol yang terlibat dalam SIP
SIP menggabungkan beberapa macam protokol baik itu dari standar yang
dikeluarkan oleh IETF sendiri maupun oleh ITU-T. Protokol SIP didukung oleh beberapa
protokol, antara lain:
IETF Session Description Protokol (SDP)
SDP merupakan protokol yang mendeskripsikan media dalam suatu komunikasi.
Tujuan protokol SDP adalah untuk memberikan informasi aliran media dalam satu sesi komunikasi agar penerima yang menerima informasi tersebut dapat berkomunikasi.
a. IETF Session Annoucement Protocol (SAP)
SAP merupakan suatu protocol yang setiap periode waktu tertentu
mengumumkan parameter dari suatu sesi konferensi.
b. IETF Real-Time transport protocol (RTP)
Protocol RTP menyediakan transfer media secara real time.
c. Real-Time Control Protokol (RTCP)
RTCP mengatur sesi secara periodik mentrasmit paket yang berisi
feedback atas kualitas dari distribusi data.
d. ITU_T Codec
Algoritma pengkodean yang direkomendasikan, seperti G.723.1, G711,
G.728, dan G.729 untuk audio, atau H.261 untuk video.
komunikasi agar penerima yang menerima informasi tersebut dapat berkomunikasi.

Tugas NGN 2

1. Resume Tentang Softswitch

A. Arsitektur Softswitch
- Transport Plane: IP transport domain, Interworking Domain, dan Non-IP Access Domain
- Call Control and Signalling Plane, terdiri dari devices: Call Agent (Media Gateway Controller), Gatekeepers, LDAP servers.
- Service and Application Plane, terdiri dari devices: Application Servers and Feature Servers.
- Management Plane: berfungsi sebagai subscriber dan service provisioning, operational support, billing, dan melaksanakan tugas manajemen network lainnya.
B. Softswitch Components
- Media Gateway Controller (MGC) / Call Agent (CA)/ Softswitch: hold call processing dengan mengontrol SG dan MG, bertugas menjembatani karakteristik yang berbeda termasuk PSTN/SS7 dan jaringan IP.
- Signalling Gateway (SG): gateway diantara SS7 network dengan node-node yang dikendalikan oleh Softswitch, membuat jembatan antara jaringan SS7 dengan jaringan IP.
- Media Gateway (MG): mengendalikan data media payload termasuk codec, support PSTN; menyediakan transport media (suara,data,fax,dan video) antara jaringan paket IP dengan PSTN.
- Media Server: menyediakan layanan-layanan perangkat seperti DSP, IVR, dsb. Biasanya berada terpisah dengan Feature Server karena aplikasi Media Server melibatkan media processing khusus.
- Feature Server: menyediakan multi party conferencing, billing, mendukung layanan Gatekeeper. Disebut juga Business Application Server.
2. Topologi RBT (Telkom RISTI)
RBT adalah layanan yang menyediakan nada panggil tertentu yang menunjukkan personalisasi pelanggan yang dipanggil. RBT merupakan nada pengganti dari nada sinya ring back yang diberikan oleh sentral kepada pelanggan pemanggil sebagai notifikasi / nada tunggu bahwa proses Call set up sedang dalam state menunggu jawaban dari pelanggan yang dipanggil. Berikut adalah gambar perbedaan antara pelanggan yang menggunakan RBT dengan Non-RBT.
Beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum mengaplikasikan RBT:
- Infrastruktur jaringan yang meliputi jenis koneksi dan dimensi jaringan untuk menghubungkan perangkat sever dengan sentral. Rekomendasi koneksi menggunakan link E1 dengan CCS#7, dimensi jaringan (kapasitas user) yang akan terhubung dengan RBT menentukan apakah dipilih sistem Centralized RBT atau Distributed RBT dalam hal memberikan layanan RBT kepada pelanggan PSTN.
- Jaringan TCP/IP yang terjamin realibility dan securitynya untuk mendukung monitoring, provisioning, dan updating content pada perangkat RBT server.
- Pelanggan RBT adalah pelanggan yang terhubung langsung dengan jaringan PSTN tanpa melalui sentral perantara seperti PABX.
- Proses Inserting RBT pada PSTN:

Konfigurasi implementasi RBT pada PSTN:



Server RBT dibagi menjadi 3 subsistem yaitu:
- RBT Management Server, mengendalikan semua aktivitas layanan RBT. Server terhubung database pelanggan dan data pemakaian RBT (CDR) dari setiap kejadian koneksi terhadap server.
- RBT Content, memainkan lagu saat pelanggan sedang dihubungi (ringing state).
- RBT IVR, berisi petunjuk bagi pelanggan yang ingin mengaktifkan RBT pada pesawat teleponnya.

sumber:
- Bahan kuliah NGN


Tugas NGN 1


1. Megaco
Megaco adalah sebuah implementasi dari arsitektur Media Gateway Control Protocol untuk mengontrol Media Gateways di jaringan Internet Protocol (IP) dan jaringan Public Switched Telephone Network (PSTN). Megaco didefinisikan sebagai ITU-T Rekomendasi H.248.1.
Megaco mendefinisikan protokol untuk Media Gateway Controller (MGC) untuk mengontrol Media Gateways (MG) untuk mendukung aliran multimedia di jaringan komputer. Hal ini biasanya digunakan untuk menyediakan Voice over Internet Protocol (VoIP), layanan suara dan fax antara jaringan IP dan PSTN, atau seluruhnya dalam jaringan IP. Contohnya: voice-to-text application.
Protokol ini adalah hasil kolaborasi dari kelompok kerja MEGACO Internet Engineering Task Force (IETF) dan International Telecommunication Union ITU-T Study Group 16. IETF standar aslinya diterbitkan sebagai RFC 3015, yang kemudian digantikan oleh RFC 3525. Istilah Megaco adalah sebutan IETF. ITU kemudian mengambil alih kepemilikan protokol dan versi IETF telah direklasifikasi sebagai bersejarah. ITU telah menerbitkan tiga versi H.248.1, terbaru pada bulan September 2005.
Megaco tidak sama dengan MGCP, dalam hal ini, Megaco memiliki beberapa keunggulan dari MGCP, antara lain: Megaco mendukung multimedia danconference multipoint yang meningkatkan layanan, dapat menggunakan TCP dan UDP, serta binary coding.

Dalam membangun dan memutuskan hubungan, Megaco memiliki dua parameter penting, yaitu: termination dan context.
a. Termination
Termination merupakan entitas logic dalam MG yang fungsinya adalah sebagai sumber data. Termination memiliki ID yang unik yang ditandai oleh MG saat pertama kali dibuat. Termination ada karena hasil dari add command, dapat dihapus dengan substract command. Di dalam termination terdapat signals yang dibangkitkan oleh MG (contohnya: tones). Termination diprogram untuk mendeteksi proses yang terjadi seperti pesan yang akan dikirim ke MGC atau aksi-aksi lainnya yang dilakukan oleh MG.
b. Context
Context merupakan hubungan antara beberapa termination. Jika terdapat termination yang tidak berhubungan dengan termination lain, maka context ini dinamakan null context. Context memiliki context ID, topologi yang menyatakan aliran media antara terminationdiantara context, dan the priority untuk menyediakan MG informasi tentang proses yang harus segera dilakukan oleh context. Megaco itu sendiri menggunakan context untuk memproses panggilan multimedia dan panggilan konferensi.

2. Algoritma pada circuit switch
a. Dijkstra
Algoritma ini dapat menentukan jarak terpendek dari sebuah graf berarah dengan bobot-bobot sisi yang bernilai tak negatif. Setiap sisi dalam graf ini adalah pasangan dari setiap vertices (u,v) yang melambangkan hubungan antara verteks u dengan verteks v.
w (u,v) adalah jarak tak negatif dari verteks u ke verteks v. Algoritma ini akan menentukan jarak terpendek dengan menghitung jumlah jarak semua sisi dalam jalur tersebut, dan memilih yang terkecil.
b. Bellman Ford
Algoritma ini akan menghitung jarak terpendek dari satu sumber pada sebuah digraf berbobot. Algoritma ini akan menghitung semua jarak terpendek yang berawal dari sebuah Node. Jika Algoritma dijkstra mengharuskan bahwa tidak boleh ada sisi yang berbobot negatif, lain halnya dengan algoritma Bellman Ford. Algoritma ini dapat digunakan jika terdapat sisi yang berbobot negatif. Namun Algoritma dijkstra lebih cepat menghitung cost daripada algoritma Bellman Ford. Jadi, disarankan algoritma Bellman Ford digunakan hanya pada kasus dimana sisi dari graf tersebut memiliki bobot yang negatif.
Algoritma Bellman Ford menggunakan waktu sebesar O(V.E), dimana V dan E adalah banyaknya sisi dan titik.

3. Posisi time slot dalam circuit switched jika melakukan voice conference?
Dalam circuit switched, tidak diijinkan adanya penyisipan informasi pada time slot ketika seseorang sedang melakukan percakapan sedang menduduki time slot meskipun terdapat celah kosong. Jadi jika ingin melakukan voice conference, harus pada awal time slot.

4. PLMN = circuit switched ?
Public Land Mobile Network (PLMN) dapat dianggap sebagai perpanjangan atau integrasi dari PSTN (Public Switched Telephone Network), sistem MSC pada PLMN ini juga merupakan circuit switched, seperti halnya pada PSTN.

5. RSVP vs Bandwidth Shaping
Secara singkatnya, RSVP menetapkan bandwidth yang tetap (fixed) dari suatu node ke node lainnya. Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan resource setup protocol yang didesain untuk diintegrasikan pada pelayanan internetworking, dan set up resource reservation QoS yang dapat mendukung routing protocol unicast dan multicast dan dapat ditempatkan pada pengantara dalam group multicast yang besar. Sebuah host RSVP yang perlu mengirim data dengan QoS yang spesifik akan mengirimkan sebuah pesan path yang akan dikirim melalui rute unicast atau multicast pra-established oleh protokol routing. Jika pesan path sampai pada sebuah router yang tidak mengerti RSVP, router tersebut akan meneruskan pesan tanpa menafsirkan isi pesan tersebut. Namun ketika router tujuan menerima pesan tersebut maka:
a. Memesan bandwidth berdasarkan parameter permintaan.
b. Meneruskan permintaan upstream (dalam arah pengirim).

Bandwidth Shaping termasuk ke dalam traffic shaping. Bandwidth Shaping adalah proses memanipulasi, mengendalikan bagian sambungan jaringan ke dunia luar dan menentukan konsumsi bandwidth yang diperbolehkan berdasarkan jenis kegiatan. Istilah ini umumnya digunakan bersamaan dengan Internet Service Provider (ISP), dimana mengacu pada alat yang digunakan untuk membatasi atau konsumsi bandwidth langsung oleh pengguna. ISP dapat menggunakan Bandwidth Shaping untuk membatasi kemampuan user untuk mengambil terlalu banyak kendali terhadap gateway internet. Bandwidth Shaping juga disebut alat manajemen bandwidth atau alokasi bandwidth.

6. Resume NGN architecture
a. Kata kunci Definisi NGN
- Packet-based transfer
- Open interfaces
- End-to-end QoS
- Generalized mobility
- Fixed/Mobile
- Independence of service transport
- Multiple last mile technologies
- Compliant with all regulatory requirements, for example concerning emergency communications, security, privacy, and etc.
b. Konsep NGN Architecture
- Separation between service and transport
- Personal and Terminal Mobility
- Resource and Admission Control
- QoS selection & Control
- Accommodation of legacy terminal and systems
c. Konsep Dasar NGN:
- NGN services stratum
- NGN transport stratum
d. Fungsi Transport stratum dibagi menjadi dua, yaitu:
- Transport functions
1. Menyediakan konektivitas untuk semua komponen dan fungsi-fungsi terpisah secara fisik dalam NGN
2. Fungsi Transport:
* acces network functions: menjaga akses end-user ke jaringan serta mengumpulkan trafik yang datang dari akses tersebut menuju core network, melakukan mekanisme kontrol QoS secara langsung dengan trafik user.
* edge functions: menggabungkan media dan pemrosesan trafik yang datang dari jaringan akses berbeda ke dalam jaringan core transport, megendalikan QoS dan trafik.
* core transport functions: menyediakan sarana untuk membedakan kualitas transport pada core network, melakukan mekanisme kontrol QoS secara langsung dengan trafik user.
* gateway functions: menyediakan kemampuan untuk internetwork dengan end-user functions dan jaringan lainnya, gateway functions dapat dikendalikan baik secara langsung oleh service control funtions, atau melalui transport control functions.
* media handling functions: menyediakan pengelolaan media resource untuk penyediaan layanan
- Transport control functions
1. Resource and admission control functions (RACF) menyediakan QoS control dan Admission control, penengah untuk negosiasi dan alokasi resource antara service control functions dan transport functions untuk sesi berbasis aplikasi dan sesi berbasis non-aplikasi yang memerlukan kontrol NGN transport resource termasuk kontrol QoS dan NAPT/FW dan NAT traversal, berinteraksi dengan transport functions dan NACH.
2. Network Attachment Control Functions (NACH) menyediakan registrasi pada akses level dan inisialisasi end-user functions untuk mengakses layanan NGN, menyediakan identifikasi/otentikasi network-level, mengelola alamat IP dan otentikasi access session.
- Transport user profile functions
1. fungsi ini mengambil bentuk functional database yang mewakili kombinasi informasi user dan data kontrol lainnya kedalam satu "user profile" function dalam transpor stratum.
2. Functional database ini dapat ditetapkan dan diimplementasikan sebagai satu set database yang bekerjasama dengan fungsi-fungsi yang berada di setiap bagian dari NGN.
e. Service Stratum functions dibagi menjadi tiga, yaitu:
- Service control functions, mencakup kontrol sesi dan non-sesi, registrasi, dan fungsi otentikasi dan otorasi pada service level.
- Application/seervice support functions, meliputi fungsi-fungsi seperti gateway, registrasi, dan fungsi otentikasi dan otorasi pada application level.
- Service user profile functions, mewakili kombinasi dari informasi user dan data control lainnya kedalam satu user profile function di service stratum dalam bentuk database functional.
f. End-user function
Tidak ada asumsi yang dibuat tentang beragam antarmuka pengguna akhir dan pengguna akhir jaringan yang mungkin terhubung ke jaringan akses NGN. Berbagai kategori peralatan pengguna akhir yang didukung dalam NGN, dari warisan single-line telepon ke jaringan perusahaan yang rumit. Peralatan pengguna akhir dapat bersifat mobile atau fixed.
g. Management Functions, meliputi:
- Fault management
- Configuration management
- Accounting management
- Performance management
- Security management
h. Keuntungan lainnya dari NGN, yaitu:
- Bandwidth saving
- Footprint comparison for 36000 line
- Power Consumption



Sumber:

Copyright © 2009 - marnala b. w. sibuea - is proudly powered by Blogger
Smashing Magazine - Design Disease - Blog and Web - Dilectio Blogger Template